Jumat, 19 Juli 2013

Mungkin wujudku tak cukup jelas di Matamu


Kini telah sampai aku di bagian itu yaitu bagian yang benar-benar sebelumnya tidak pernah ku inginkan. Ya bagian yang sulit membuat mataku terpejam di setiap malamnya dan membuat pikiran ku selalu melayang jauh. Dari awal mungkin ini memang salahku. Tidak, tapi memang salahku.
***
Pagi ini aku kembali menjalani rutinitasku setiap harinya, kuliah. Hari ini kali pertama nya aku melihatmu dan juga pertemuan pertamaku dengan mu yang memang sebelumnya tidak di rencanakan. Ya laki-laki itu. Orang bilang pertemuan pertama itu hanya dan bahkan selalu kebetulan dan bagaimana nanti aku dan kamu bisa mengartikan pertemuan-pertemuan kita selanjutnya? Apakah itu juga sudah bagian dari rencana Tuhan? Mungkin iya, mungkin juga tidak karena kapasitas kita yang memang hanya sebagai dua orang yang baru saling mengenal.

Waktupun terus merangkak membuat aku lebih jauh mengenalmu dan lebih memahami dirimu mungkin bahkan melebihi dirimu sendiri. Tapi, mungkin memang kamu tidak mengetahui itu. Tidak, tapi kamu tidak akan pernah mengetahui itu karena kamu tidak akan pernah bisa memahami perasaan seorang wanita yang jatuh cinta diam-diam dan hanya selalu berkutat dengan lembaran-lembaran kertas putih yang dijadikannya miniatur untuk mengungkapkan segala yang di rasaknnya.

Sudah merupakan hal yang biasa saat hari-hari aku dan kamu selalu diisi dengan membicarakan masa lalu yang tiada habisnya. bukan aku, tapi masa lalumu. Bukan hal yang biasa lagi juga aku mendapati diriku yang seperti ini. tersenyum dengan tegar mendengarkan segala rintihan hatimu yang sungguh menyayat hati ini. sesederhana itu menyakitakan. Tapi disamping itu aku senang bisa menjadi orang yang kamu percayai untuk tempatmu berbagi.
***
Waktu terus berjalan dan libur semester pun telah tiba. Dua minggu, bukankah itu waktu yang tidak lama tapi entah mengapa hari-hari libur terasa begitu lama bagiku. Orang bilang ibarat satu hari itu bagaikan setahun. Bagiku ku itu sebuah perumpamaan yang lucu dan aneh. Bukankah kalau satu hari ya satu hari, sedangkan kalau setahun ya 365 hari, bukankah itu sangat tidak masuk akal bukan? Ah sudahlah tidak penting membahas itu, mungkin hanya orang-orang yang tidak ada aktivitas yang bermanfaat saja yang berkata seperti itu. Hihihi...

Hingga pada suatu malam aku begitu merindukannya dan aku merasa sangat membutuhkannya entah mengapa dan apa yang ingin aku bicarakan yang pasti aku ingin menenangkan perasaanku saja. Kini mungkin bagiku dia adalah seorang teman dan tidak hanya sekedar teman bahkan sahabat meskipun pertemuan begitu minim bagi kami. Meskipun hanya dengan obrolan yang berupa pesan-pesan singkat darinya itu bisa membuatku lebih baik seperti ada sedikit racikan dari pesan itu sehinga bisa membuatku nyaman bahkan hanya dengan membaca ketika-ketikan kecilmu.
****
Senja itu...
Senja itu entah apa yang sedang aku pikirkan dan dia pikirkan seketika tiba-tiba ponsel ku pun berdering. Ini kali pertamanya kamu menelpon aku entah aku juga tidak tahu apa yang ingin di bicarakannya. Mungkin aku pikir kamu akan memintaku solusi lagi untuk mendekati wanita yang kamu harapkan itu.

Akhirnya senja ini aku sampai pada tahap ini. Posisi yang benar-benar tak pernah kuinginkan tapi sempat terpikirkan oleh ku. Aku terhempas dan terjatuh begitu jauh, sejauh dan sedalam harapan yang aku gantungkan kepadamu. Kau jatuhkan aku dengan sangat dalam, sedalam tatapanku setiap kali menatapmu hingga membuat ku kaku dan tak bergeming. Kupikir pilihanku sudah benar, ku kira semua anggapanku adalah segalanya dan langkah yang telah aku ambil dan jalani pun sudah benar. Tapi, ternyata aku salah. Mundur dan menyerah dengan segala harapanku lah yang aku pilih sekarang. Meskipun sebenarnya aku masih mempetahankan dan memperjuangkan kamu, kamu yang tidak akan pernah tahu seberapa dalam perasaanku. Kini aku terpaksa berhenti memperhatikan dan menghibur kamu lagi karena ini bukan tugasku lagi. Tapi, bukan berarti aku berhenti mencintaimu entah itu sebagai sahabat atau apapun itu lainnya. Tapi, sekarang itu telah menjadi tugasnya, ya..kekasih barumu.
***
Kau tahu, rasanya sangat menyakitkan jika aku mengingat hal-hal bersama yang pernah kita lakukan. Tapi kamu pasti takakan pernah mengingat bahkan menyimpannya lagi dalam memori otakmu dan ingatan kamu. Ya, mungkin perhatian kecilku selama ini tidak terlihat olehmu. Mungkin wujudku tak cukup jelas di matamu juga. Dan aku juga tak tahu lagi kode apa lagi yang bisa membuatmu paham.

Jika aku boleh memilih. Aku ingin semua yang aku inginkan selama ini menjadi nyata. Bukan hanya khayalan harapan-harapan saja yang berputar di otak kiri dan kananku, yang bergantung dipikiranku setiap hari bahkan setiap menitnya. Namun apa daya, semua kata-kata dan perasaan itu hanya bisa kusimpan sendiri. Aku wanita, aku bisa apa? Aku tak mungkin akan memulai duluan. Apa yang bisa dilakukan oleh wanita ketika itu sudah menyangkut soal cinta? Menunggu, memendam, mengagumi, melihat dari kejauhan, mencintai atau bahkan berusaha melupakan tanpa pernah mau ada keberanian untuk mengungkapkan. Menyakitkan bukan? Seandainya mengungkapkan perasaan itu semudah mengungkapkan “aku sayang engkau ibu” mungkin hidupku dan hatiku tak akan serumit ini.

nda

3 Comments:

Unknown mengatakan...

Senasib nih ceritanya :') yg bisa dilakukan wanita hanya berusaha melupakan tapi tetap melihat dari kejauhan aaaaakkk :')

rici mengatakan...

wih udah lama gak baca tulisan MIRANDA hehe.
dalem banget tulisannya. sampe haru :)

Unknown mengatakan...

hehehe makasi ya semua :),, ah lebay ,,gitu aja sampe haru tuh si richi. padahal biasa aja gak dalem2 banget

Posting Komentar

tolong tinggalkan jejak anda ya sebelum pergi :) ,,

 

nda | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates